Bab 50
Bab 50 Mobilmu Tidak Aman
15 BONU
Mobil Audi A4 dibeli Luna ketika berhasil mendapatkan uang dari usaha sendiri saat menjadi mahasiswa. Mobil itu juga merupakan mobil yang dipakai sehari–hari oleh keluarganya setelah keluarganya tertimpa insiden.
Ini adalah hasil jerih payah keluarganya.
Ucapan Peter sama saja seperti penghinaan bagi Luna.
Luna pun berjalan ke arah mobil Audi A4 tanpa menjawabnya.
Peter yang tidak mengerti pun bertanya, “Nona Luna, memangnya mobilku ini kalah dengan
mobil Audi A4 itu?”
Ardika sudah sangat kesal dengan pengganggu ini, dia pun melepaskan tangan Luna dan
mendekati Peter.
“Tahu nggak kenapa istriku nggak mau mobilmu? Karena nggak aman.”
Setelah tertegun sejenak, Peter pun tertawa terbahak–bahak seperti mendengar lelucon.
“Haha. Kamu ngerti mobil nggak? Bisa–bisanya kamu bilang kalau mobil 4 miliar ini nggak lebih aman dari mobil 600 juta itu….”
Bam!
Suara yang keras menghentikan sindiran Peter.
Di depan semua orang, Ardika menghancurkan penutup mesin mobil Maserati dengan tinjunya. Asap hitam juga tiba–tiba keluar dari dalam.
Bagian belakang mobil Maserati terangkat, kemudian jatuh kembali dengan keras.
Ekspresi Peter langsung menjadi tegang. Sama seperti semua orang di sekitar, Peter menatap adegan yang terjadi dengan mata terbelalak.
Sialan! Apakah orang ini manusia?
“Aku bilang mobil ini nggak aman, benar nggak?”
Peter merasa wajahnya ditepuk, kemudian dia mendengar suara Ardika.
“Nggak, nggak ….‘
”
Peter menelan ludah, dia benar–benar ketakutan.
Dia khawatir kalau tepukan Ardika lebih keras lagi, kepalanya akan meledak.
Orang ini seperti monster.
1/3
Cari perusahaan profesional untuk memberikan sesepat
petugas kebersihan, paham?
yangan membuat sept pace
Selesai berbicare, Ardika pun masuk ke mobil bersama Lema, lalu pergi dari sana
“Ardika bagaimana kamu melakukanya?
Luna juga bengong dalam waktu lama sebelum sadar kembali
Meskipun Ardika jago berkelahi, tenaganya terlalu menakutkan
“Aku selalu melatih otot setiap ada waktu *
Ardika tersenyum dan tidak menganggap penting tinju tadi
Di depan Grup Agung Makmur, Peter segera mendatangkan perusahaan profesional untuk membersihkan tempat itu
Dia juga memanggil mobil derek untuk menderek mobilnya.
“Tuan Muda Peter, kamu takut, ya? Orang itu hanya sedikit kuat saja Zaman sekarang, buat apa jago berkelahi? Uang adalah segalanya”
Beberapa anak orang kaya yang membawa mobil mewah untuk menemani Peter segera
mengerumuninya.
Konyolnya, orang yang berbicara itu masih terlihat gemetar
“Jangan berlagak seperti kalian nggak takut.”
Peter teringat ketika Ardika menepuk wajahnya, dia malah tidak berani bergerak. Perasaan itu
sangat memalukan.
“Tapi, ucapanmu benar juga. Buat apa jago berkelahi? Uang adalah segalanya Lain kali, aku akan membawa beberapa jagoan di sampingku, jadi nggak perlu takut.*
Peter kembali teringat dengan Luna.
Wajah yang cantik, tubuh yang seksi, serta aura yang dipancarkan ketika marah. Semua itu membuat Peter tidak ingin menyerah.
“Bagaimanapun caranya, aku harus membawa Luna ke atas ranjang,” kata Peter dengan kejam
“Tapi, si Luna sulit untuk dijangkau. Sepertinya aku harus mencari cara lewat orang tuanya”
Peter segera menyuruh seseorang untuk memeriksa informasi orang tuanya Luna
Peter ingin tahu apa yang mereka butuhkan dan pikirkan.
Vila Cakrawala.
33 Têxt © NôvelDrama.Org.
Setelah pulang, Luna segera memberi tahu kepada orang tuanya bahwa dia sudah mengambil alth Grup Agung Makmur
Luna tidak ingin menceritakan masalah lain tentang Keluarga Basagita..
Kedua orang tuanya sangat gembira.
Ketika makan siang, Jacky jarang–jarang minum alkohol. Siapa sangka Desi juga ikut minum dua gelas
“Bu, kenapa kamu minum alkohol? Apakah segembira itu?” tanya Luna dengan tak berdaya.
Beberapa tahun ini, Desi tidak pernah minum minuman beralkohol.
Siapa sangka, setelah mendengar pertanyaan itu, Desi yang awalnya senang tiba–tiba meletakkan
gelasnya.
“Aku pergi tidur dulu, kalian makan saja.”
Selesai berkata, Desi kembali ke kamar dengan wajah murung.
“Ayah, kenapa dengan Ibu?” tanya Luna dengan bingung.
“Aduh, semua karena urusan pesta pindah rumah,” ucap Jacky sambil menghela napas.